rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon More
twitter

Bagaimana Memotivasi Orang Lain Dan Diri Sendiri Serta Aplikasinya Dalam Wirausaha

1. Dengan Paksaan (by force) - melalui perintah atau intruksi bersifat memaksa. Pada awalnya, subjek akan melakukan tugas lebih didasarkan pada rasa takut apabila menolak tugas tersebut. Metode paksaan sangat tepat dilaksanakan oleh mentor / coach kepada orang yang ingin maju tetapi tidak menyadari potensi raksasa di dalam dirinya.

2. Dengan Persuasi (by persuasion) - melalui cerita-cerita yang menarik, sehingga subjek terpikat dan atas kemauan sendiri meniru gambaran tentang keberhasilan orang lain. Metode persuasi tepat untuk menumbuhkan motivasi wirausahawan yang belum banyak memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang kewirausahaan.

3. Dengan Stimulasi (by stimulation) - melalui gambaran dan petunjuk, sehingga subjek tertarik dan timbul inisiatif sendiri untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Metode stimulasi akan lebih baik, bila diterapkan pada subjek yang sudah memahami permasalahan kewirausahaan.

Imbalan Sebagai Seorang Wirausahawan

1. PROFIT (KEUNTUNGAN)
• Bebas dari standar upah untuk pekerjaan yang distandarisasi.
• Wirausahawan gajinya tidak ditentukan orang lain, ia menentukan sendiri besarnya untuk dirinya sendiri.

2. INDEPENDENCE (BEBAS, MERDEKA, MANDIRI)
• Bebas dari supervisi (arahan, kendali) dan aturan birokrasi organisasi perusahaan.
• Wirausahawan adalah orang yang mandiri, mengatur , melaksanakan konsep / ide konsep ataupun pekerjaan atas prakarsa dan aturan yang dibuat sendiri. Ia bahkan membuat aturan dan melakukan supervisi bagi karyawannya.

3. SATISFYING WAY OF LIFE (KEPUASAN HIDUP)
• Bebas dar ipekerjaan – pekerjaan rutin yang membosankan tanpa tantanngan.

Manajemen Waktu Sebagai Seorang Wirausahawan

>
Kemampuan menggunakan waktu dengan tepat, efektif, efisien, dan menguntungkan, merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh para entrepreneur. Dengan adanya waktu, segala sesuatu dapat terjadi, tetapi tanpa waktu maka tidak ada sesuatu yang akan terjadi. Atas dasar itu, gunakanlah waktu dengan sebaik-baiknya. Agar para entrepreneur dapat menggunakan waktu dengan efektif dan efisien, ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab.
1) Apakah telah mengadakan pembagian waktu menurut yang semestinya?
2) Apakah pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan tepat obyek dan tepat waktu?
3) Untuk apa waktu-waktu yang akan datang digunakan?
4) Apakah telah menggunakan waktu yang ada?
5) Apakah telah membuang waktu dengan sia-sia?
6) Berapa lama waktu yang digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat?
7) Bagaimana harus membagi waktu agar bermanfaat?

Waktu yang kita terima, bukanlah untuk dihabiskan begitu saja atau bukan untuk dihambur-hamburkan, tetapi untuk dimanfaatkan. Berikut adalah landasan pokok konsepsi atau gagasan bekerja secara prestatif, efektif, dan efisien.
1) Kesadaran memanfaatkan waktu yang benar jangan ditunggu sampaihari esok.
2) Kemampuan menabung waktu unuk masa depan adalah menggunakanwaktu yang ada sekarang secara efektif dan efisien.
3) Kuasai dan aturlah waktu yang ada secara efektif dan efisien.
Para entrepreneur harus dapat memanfaatkan waktu yang relatif pendek itu. Kemampuan berpikir dan bekerja, hanya akan bermanfaat apabila para entrepreneur dapat memanfaatkan waktu untuk menghasilkan sesuatu. Para entrepreneur dapat memandang waktu sebagai berikut.
1) Waktu adalah organisasi keseluruhan dari aktivitas kegiatan usaha untuk mencapai sesuatu tujuan. Waktu merupakan landasan pokok untuk membuat konsep-konsep dan gagasan-gagasan dalam organisasi bisnis.
2) Waktu adalah sesuatu kekuasaan yang dimiliki sekarang, dan akan menentukan kejadian-kejadian pada masa yang akan datang. Menguasai waktu sekarang, akan menentukan tujuan usaha selanjutnya. Para entrepreneur yang dapat memanfaatkan waktu sekarang, tanpa bermalas-malasan, akan sukses di dalam bisnisnya.
3) Waktu adalah ukuran untuk menentukan berapa lama harus bekerja hingga menghasilkan sesuatu.
4) Waktu adalah nilai uang untuk dapat menghasilkan sesuatu yang dapat dinilai dengan uang.

Berikut ini adalah beberapa petunjuk untuk menggunakan dan mendayagunakan waktu secara efektif dan efisien.
1) Buatlah perencanaan usaha atau bisnis dan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan. Perencanaan usaha ini hendaknya memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a) Merancang jenis-jenis usaha atau bisnis untuk mengisi hidup sekiranya dapat menolong kearah tercapainya tujuan.
b) Menentukan prioritas-prioritas usaha atau bisnis dan kegiatan yang dianggap penting untuk didahulukan realisasinya. Buatlah perencanaan uasaha atau bisnis serta kegiatan-kegiatan saat sekarang dan kegiatan-kegiatan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
c) Merenungkan keberhasilan-keberhasilan yang pernah dialami, serta faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan dalam bisnis.
d) Merenungi kegagalan-kegagalan yang pernah diderita, serta faktorfaktor yang menyebabkan kegagalan dalam bisnis.
e) Merenungi kegagalan-kegagalan dalam pribadi, serta cara-cara mengatasi kelemahan-kelemahan itu, dengan kekuatan sendiri di dalam menjalankan bisnis.

2) Biasakanlah untuk membagi dan menepati waktu dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, akan efektif dan efisien apabila dapat menyusun jadwal kegiatan baik harian, mingguan, maupun bulanan.

3) Sadarilah bahwa waktu sangat berharga untuk mengisi kehidupan dengan berkarya dan berprestasi. Pemborosan waktu akan membahas kemajuan untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi dalam bisnisnya.

4) Renungkanlah hal-hal yang menjadi tujuan dalam hidup. Setelah itu, coba rumuskan tujuan ini secara operasional dengan mempertimbangkan kondisi-kondisi yang memperlancar dan menghambat tercapainya tujuan perusahaan.

5) Janganlah suka menunda-nunda pekerjaan. Hal ini akan menjadi kebiasaan yang terbuang, apalagi menghadapi pekerjaan berat.

6) Kenalilah kondisi penyesuaian diri terhadap waktu. Ada waktu-waktu tertentu yang kurang cocok bagi fisik dan psikis untuk mengerjakan sesuatu tugas dan waktu-waktu tertentu yang sangat baik bagi kondisi fisik dan psikis.

7) Melatih kedisiplinan di dalam setiap melaksanakan kegiatan yang telah dijadwalkan. Usahakanlah tugas dan kegiatan yang sedang dihadapi dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

8) Untuk memperkuat disiplin, usahakanlah membiasakan diri untuk bekerja dengan konsentrasi penuh. Untuk itu, carilah tempat bekerja yang tenang, bebas dari berbagai gangguan konsentrasi.

9) Manfaatkanlah waktu-waktu senggang untuk kegiatan-kegiatan yang berguna bagi hidup ini, baik untuk belajar, untuk bisnis, untk memperkaya pengalaman maupun untuk mengerjakan kegiatan lainnya.

10)Bekerjalah di dalam batas-batas kemampuan fisik dan psikis. Seorang wirausaha tidak memaksakan diri untuk bekerja, sehingga disamping dapat merusak fisik dan psikis, juga akan mengurangi efektivitas dan efisiensi pekerjaan. Oleh karena itu, selingan merupakan sesuatu yang penting untuk mengurangi ketegangan otak dan kelelahan.

11)Manfaatkanlah jam waktu makan sebaik-baiknya. Dengan adanya waktu jam makan bersama, akan mendapatkan kesempatan berharga untuk menjalin hubungan kekeluargaan, dapat bertukar pikiran, serta dapat merancang kegiatan-kegiatan yang efektif dan bagi kepentingan bisnis.
12)Sedapat mungkin hindarilah kesalahan-kesalahan di dalam melaksanakan tugas karena kesalahan memerlukan perbaikan dan pengerjaan ulang, sehingga akan membuang waktu. Oleh karena itu, bekerjalah secara efektif dan efisien dengan berorientasi pada tujuan bisnis..
• Waktu akan terus berlalu dan tidak mungkin akan kembali. Waktu merupakan daya kekuatan yang dinikmati dan harus kita kuasai (Atedja)
• Waktu itu tidak bisa ditabung, semakin sore semakin kehilangan waktu. Kunci menggunakan waktu secara efektif dan efisien adalah melalui manajemen yang lebih baik.
• Dalam waktu yang terbatas, kita harus dapat menghabiskan sesuatu yang berharga. Dalam waktu yang pendek itu pula kita akan menerima kerugian.

Memulai Berwirausaha

Ada beberapa hal atau pernyataan yang sering dikeluhkan oleh seseorang ketika akan memulai berwirausaha, harus memulai dari mana? Selain itu, sering kali ada hal – hal atau fikiran – fikiran negatif yang justru mempengaruhi fikiran mereka yang akan memulai berwirausaha misalnya ‘jangan-jangan’ seperti ‘jangan-jangan saya rugi’, ‘jangan - jangan tidak laku’ ketika akan memulai sebuah usaha. Selain itu, muncul keraguan ‘waduh saingannya banyak’, bagaimana mungkin saya dapat memenangkan persaingan?. Lalu apa yang akan terjadi jika kita terus berfikir tanpa pernah melakukan sesuatu sementara kita sendiri tak pernah tau apa yang akan terjadi jika kita tidak pernah memulainya?. Berikut ini akan disajikan langkah-langkah dalam memulai sebuah usaha

1. Mengenali Peluang Usaha
Tanpa disadari sebuah peluang sebenarnya ada di sekeliling kita, hanya saja ada beberapa individu yang mampu melihat situasi sebagai peluang ada yang tidak. Hal ini disebabkan faktor informasi yang dimilikinya Informasi memungkinkan seseorang mengetahui bahwa peluang ada saat orang lain tidak menghiraukan situasi tersebut. Akses terhadap informasi dipengaruhi oleh pengalaman hidup dan hubungan sosial (Shane, 2003).

• Pengalaman Hidup.
Pengalaman hidup memberikan akses yang lebih mengenai informasi dan pengetahun mengenai penemuan peluang. Dua aspek dari pengalaman hidup yang meningkatkan kemungkinan seseorang menemukan peluang yaitu fungsi kerja dan variasi kerja.

• Hubungan Sosial.
Sebuah langkah penting dimana seseorang mendapatkan informasi dari interaksi dengan orang lain. Beberapa ahli menyarankan ketika seorang takut berwirausaha secara sendirian, maka mengawali usaha secara kelompok adalah alternative. Oleh karenanya, kualitas dan kuantitas dalam interaksi sosial akan lebih memungkinkan individu akan membuat kelompok dalam berwirausaha. Informasi yang penting ketika akan memulai usaha adalah informasi mengenai lokasi, potensi pasar, sumber modal, pekerja, dan cara pengorganisasiannya. Kombinasi antara jaringan yang luas dan kenekaragaman latar belakang akan mempermudah mendapatkan informasi tersebut. Beberapa sumber peluang usaha antara lain:
• Perubahan teknologi
• Perubahan kebijakan dan politik
• Perubahan sosial demografi
• d.Tren dan gaya hidup yang berlaku didalam masyarakat

2. Optimalisasi Potensi Diri
Setelah mengenai peluang usaha maka selanjutnya kombinasikan dengan potensi diri. Keunggulan kompetitif apa yang saya miliki? Yang sering terjadi di masyarakat kita adalah memilih usaha yang sedang trend saat itu. Hal ini sah-sah saja tetapi ketika dalam proses perkembangan tidak membuat inovasi, maka akan sulit bersaing.

Sebagai contoh adalah Counter HP yang ada di sebuah sentral penjualan handphone yang didalamnya terdapat banyak pesaing dengan produk yang sama. Jika mereka tidak mempunyai keunggulan kompetitif misalnya layanan purna jual, harga yang bersaing, ataukah layanan secara umum baik, maka sulit akan berkembang. Seseorang datang ke sebuah toko untuk membeli HP, sebagian besar karena informasi yang telah didapatkan sebelumnya apakah dari mulut ke mulut ataukah dari media informasi dan komunikasi.

Hal ini sangat berbeda dengan ahli terapis untuk anak autis. Kenyataan menunjukkan penderita autis meningkat di masyarakat, sementara layanan atau terapis autis belum terlalu banyak. Keahlian khusus yang ‘langka’ akan dicari orang tanpa mempertimbangkan aspek lokasi usaha.
Usaha jasa berbasis pengetahuan (knowledge intensive service) merupakan satu alternatif usaha yang memiliki keunggulan kompetitif. Biasanya mereka mendirikan usaha misalnya konsultan keuangan, konsultan manajemen, konsultan enginering karena kemampuan pengetahuan yang dimilikinya. Oleh karenanya, model usaha ini sangat pantas untuk dikembangkan dan diterapkan dalam kewiarausahaan di Perguruan Tinggi. Mahasiswa didorong untuk melakukan riset sesuai dengan bidang ilmunya untuk memiliki pengetahuan baru dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Selain potensi diri dalam arti pengetahuan yang kita miliki, langkah selanjutnya adalah mengoptimalkan aspek motivasi dan kepribadian dengan melihat pada sudut pandang karakteristik kewirausahaan dari perspektif Psikologi maka dapat diperoleh gambaran yaitu ada beberapa karakteristik yang mendorong kesuksesan usaha dan yang tidak. Oleh karenanya, sejauh mana potensi psikologis anda mampu dioptimalkan dalam memulai sebuah usaha?

3. Fokus Dalam Bidang Usaha
Peter Drucker pakar dalam kewirausahaan menyatakan bahwa dalam dalam memulai sebuah usaha atau inovasi dilakukan disarankan untuk terfokus –dimulai dari yang kecil berdasarkan sumberdaya yang kita miliki. Vidi catering di Yogyakarta adalah salah satu contoh dimana pendirinya berlatar belakang sarjana teknologi pertanian, jurusan pengolahan makanan. Memulai usaha rantangan untuk anak kost karena tinggal di sekitar kampus, kemudian karena basic knowledge di bidang pengolahan makanan, kemudian berkembang menjadi catering, hotel, dan sekarang ini gedung pertemuan dan paket pernikahan (event organizer).

4. Berani Memulai
Dunia kewirausahaan adalah dunia ketidakpastian sementara informasi yang dimiliki oleh yang akan memulai usaha sedikit. Oleh karenanya, ‘sedikit agak gila’ (overconfidence) dan berani mengambil resiko adalah sangat perlu dilakukan. Lakukan dulu. Jalan dulu. Jika ada kesulitan, baru dicari jelan keluarnya.

Motivasi Berwirausaha

Motivasi adalah kondisi mental yang mendorong aktivitas dan energi yang mengarah pada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan sehingga menelurkan dan melatarbelakangi perilaku seseorang yang dapat dilihat dari besar kecilnya usaha yang diberikan seseorang untuk melaksanakan tugas – tugasnya. Berdasarkan Teori Motivasi Berprestasi, ada 3 motif psikologis manusia dalam hidup

1. Motif berprestasi (the need for achievement) mendorong individu berprestasi dengan patokan prestasi dirinya sendiri atau orang lain. Satu motif untuk berwirausaha yang penting.
2. Motif berafiliasi (the need for affiliation) mendorong individu untuk berinteraksi dengan orang lain yang mengandung kepercayaan, afeksi dan empati
3. Motif berkuasa (the need for power) mendorong individu untuk menguasai dan memanipulasi orang lain.

Dalam berwirausaha, yang paling perlu dikembangkan adalah motif berprestasi. Persaingan Persaingan yang ketat menuntut kemauan keras, serta kesanggupan berpacu dengan keunggulan.

Motif berafiliasi juga perlu diperhatikan, karena wirausaha harus pandai meningkatkan kemampuan manajerial, menggerakkan orang lain dengan sebaik baiknya, yaitu yang dilandasi dengan hubunganan antar sesama yang baik.Untuk itu, ada beberapa alasan yang melandasi mengapa kita harus memulai untuk berwirausaha yaitu

1. Merdeka Secara Finansial
Gaji pegawai (swasta atau negeri ) ada batasnya (standar gaji). Meskipun seorang pegawai dapat menghasilkan laba milyaran rupiah bagi suatu perusahaan, kenaikan gajinya tidak akan setimpal dengan kenaikan laba perusahaan. Kenaikan gaji juga biasanya tidak bisa mengimbangi kenaikan harga barang. Dengan berwirausaha, seseorang dapat mengatur besarnya penghasilan. Jadi, jika ingin merdeka secara finansial, jangan pernah jadi karyawan seumur hidup. Jadi karyawan cukup 5 tahun, selanjutnya bangunlah bisnis Anda sendiri..
2. Merdeka Secara Waktu
Dengan mempunyai usaha sendiri, seorang wirausaha akan mempunyai jam kerja yang bebas, tidak terikat jam kantor, serta bebas dari sikap like dan dislike dari atasan. Jika perusahaannya telah mempunyai sistem yang baik, ia tidak perlu setiap hari berada dikantornya, bahkan pengurusan perusahaan dapat diserahkan kepada orang lain yang ia gaji. Ia akan bekerja bukan karena kewajiban, tetapi karena memang menginginkannya. Waktunya menjadi sangat fleksibel. Pemilik usaha memiliki time freedom.

3. Mewujudkan Impiannya
Dari hasil berwirausaha, seseorang dapat mewujudkan impian hidupnya seperti :
• Ingin menjadi apa ?.
• Ingin berbuat apa?. (untuk diri sendiri dan untuk orang lain).
• ingin memiliki / memberi apa ?.
• ingin dikenang sebagai apa?.

Sifat – Sifat Pribadi Seorang Wirausahawan

Berikut ini adalah beberapa sifat yang harus dikembangkan untuk menjadi seorang entrepreneur/wirausahawan yang baik:

1. Adaptability
Kemampuan dalam menghadapi situasi baru dan menemukan solusi kreatif dari permasalahan-permasalahan yang ada.
2. Competitiveness
Kesediaan untuk bersaing dan menguji diri sendiri terhadap yang lain.
3. Confidence
Kepercayaan bahwa Anda bisa lakukan apa yang telah Anda tetapkan untuk lakukan.
4. Discipline
Kemampuan untuk tetap fokus dan taat pada skedul dan deadline (batas waktu).
5. Drive
Gairah untuk bekerja keras dalam upaya mencapai tujuan.
6. Honesty
Komitmen untuk berpegang pada kebenaran dan bersikap fair dalam setiap hubungan dengan orang lain.
7. Organization
Kemampuan untuk mengorganisasikan segala sesuatu untuk mencapai tujuan.
8. Perseverence
Kesediaan untuk tetap bertahan mencapai tujuan, apapun kendala yang ada,
9. Persuasiveness
Kemampuan untuk membuat orang lain tertarik dan meyakinkan orang lain atas ide Anda
10. Risk Taking
Dorongan untuk berani menghadapi dan mengambil risiko
11. Understanding
Kemampuan untuk mendengarkan dan berempati pada orang lain.
12. Vision
Kemampuan untuk melihat hasil akhir dari tujuan Anda sambil bekerja untuk mencapainya.

Cikal Bakal Wirausaha

Bisnis Sambilan

Memulai bisnis sambilan / paruh waktu (part-time entrepreneurship) merupakan pintu masuk yang populer untuk menjadi entrepreneurship. Entrepreneur part-time mendapatkan yang terbaik dari kedua dunianya: yaitu bekerja pada orang lain dan membuka bisnis sendiri. Mereka dapat masuk ke dalam bisnis tanpa mengorbankan keamanan, pendapatan, dan fasilitas tetap dari bekerja. Hampir 13 juta orang Amerika adalah orang yang secara part-time bekerja untuk dirinya sendiri. Keuntungan utama dari bisnis sambilan ini adalah resiko yang lebih rendah apabila terjadi kegagalan usaha. Banyak pengusaha macam ini “menguji suasana kewirausahaan” untuk melihat apakah gagasan bisnis mereka berhasil dan apakah mereka menikmati usaha mandiri itu. Dengan berkembangnya usaha mereka, pengusaha sambilan ini menghabiskan lebih banyak waktu untuk bisnisnya sampai akhirnya terbentuk bisnis yang sepenuhnya dan dia keluar dari pekerjaannya.

Memulai Bisnis dari Rumah

Bisnis di rumah (home-based business) berkembang cepat. Di masa lalu, bisnis di rumah cenderung berupa industri rakyat yang tidak menarik seperti kerajinan atau menjahit. Sekarang bisnis di rumah lebih beragam seiring dengan kemajuan teknologi seperti internet, mobile devices, dll.

Bisnis Keluarga
Bisnis keluarga adalah suatu bisnis yang melibatkan dua atau lebih anggota keluarga yang mengendalikan keuangan perusahaan. Perusahaan keluarga adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perekonomian suatu negara, apalagi di Indonesia. Banyak bisnis besar di negeri ini berawal dari bisnis keluarga seperti Grup Gudang Garam, Sampoerna, dsb. Di negara maju pun begitu. Dari 21 juta bisnis di Amerika Serikat, 90 persen dimiliiki dan dikelola oleh keluarga. Perusahaan ini mempekerjakan lebih dari 50 juta orang dan menghasilkan 55 persen produk domestik bruto Amerika. Hebatnya lagi, sepertiga perusahaan yang masuk daftar Fortune 500 adalah perusahaan keluarga.

Pengenalan Pribadi Sebagai Seorang Calon Wirausahawan

Seorang calon young entrepreneur/wirausahawan yang baik harus mengenali dirinya sendiri. Pengenalan yang baik akan diri sendiri akan menuntun si calon entrepreneur dalam menemukan, menentukan, dan menjalani jalur entrepreneurship/wirausaha yang ‘pas’ dengannya. Pengenalan diri disini termasuk salah satu unsur yang cukup mempengaruhi keberhasilan seorang entrepreneur/wirausahawan. Semakin Anda mengenali diri Anda sendiri, maka akan makin kecil peluang terjadinya kesalahan-kesalahan yang tidak perlu. Otomatis, akan semakin besar pula peluang keberhasilannya. Beberapa poin pengenalan akan diri sendiri yang harus dilakukan oleh calon entrepreneur/wirausahan muda antara lain adalah :
1. Karakter pribadi
Sebagai langkah pertama untuk mengenali diri sendiri, Anda bisa mencoba memahami karakter diri Anda sendiri. Karakter ini dihasilkan dari faktor tempaan lingkungan. Sebagai ilustrasi, jika Anda dilahirkan di tengah lingkungan keluarga yang hidup dari berwirausaha, kemungkinan besar Anda akan sudah lebih terbiasa dengan kehidupan seorang entrepreneur dbandingkan mereka yang dilahirkan di keluarga pegawai. Tapi tentu saja ini bukanlah hal yang mutlak. Banyak juga keturunan pegawai yang sukses menjadi seorang entrepreneur. Hal ini tak lain karena sifat dan sikap entrepreneur sesungguhnya bisa dilatih dan diarahkan.

Tidak ada jawaban salah atau benar dalam pemahaman karakter. Yang ada adalah cocok tidaknya karakter tersebut dalam menjalankan usaha. Terkadang karakter tertentu bisa cocok untuk membuka usaha tertentu tapi tidak untuk usaha yang lain, misalkan saja seseorang yang punya karakter ‘kurang telaten’ dan ingin mendapatkan hasil besar secara cepat, tentunya kurang cocok jika membuka toko kelontong. Toko kelontong mengandalkan jumlah penjualan yang secara terus-menerus meskipun dengan margin keuntungan yang kecil. Ibaratnya dia harus mengumpulkan ‘uang receh’. Mungkin akan lebih cocok jika dia mencari model usaha yang bersifat ‘high profit’ dengan frekuensi penjualan yang mungkin tidak akan terlalu sering dalam setahun, seperti misalnya pekerjaan yang sifatnya proyek seperti event organizer misalnya.

Banyak sekali aspek-aspek karakter pribadi yang perlu digali dan dipahami jika Anda ingin membuka usaha. Anda bisa mencari pemahaman mengenai karakter Anda melalui perenungan pribadi, maupun melalui analisa dan pendapat orang di sekitar atau orang terdekat Anda. Jika dirasa perlu, tidak ada salahnya bukan pergi ke psikolog untuk mendapatkan informasi mengenai karakter Anda?
2. Cita-cita dan motivasi pribadi
Motivasi adalah suatu dorongan dari dalam diri Anda yang mendorong Anda untuk melakukan sesuatu, termasuk untuk menjadi seorang young entrepreneur. Kebanyakan orang yang berhasil di dunia ini mempunyai motivasi yang kuat yang mendorong tindakan-tindakan mereka. Mereka tahu betul apa yang menjadi motivasi mereka dan terus memelihara motivasi ini dalam setiap tindakannya. Jika Anda ingin berhasil dalam usaha Anda, Anda juga harus memiliki motivasi tertentu dan terus memeliharanya.

Motivasi tiap orang dalam membuka usaha tentulah berbeda-beda. Ada yang ingin bercita-cita mengembangkan bisnis sampai level dunia, ada yang ingin kaya dari usaha tersebut, atau ada juga yang sekedar untuk menambah penghasilan bulanan. Sekali lagi, tidak ada yang salah dari sekian banyak motivasi tersebut. Apapun motivasi Anda, peliharalah itu sebagai semangat dalam setiap tindakan Anda dalam usaha. Oya, seringkali motivasi juga bisa ikut terpelihara jika ada dukungan dari lingkungan sekitar, dan terutama dari orang-orang seperti terdekat. Oleh karena itu, carilah dukungan keluarga Anda jika ingin membuka usaha. Jika mereka bisa memahami dan mendukung langkah Anda untuk membuka usaha, maka itu sudah merupakan support yang luar biasa dan pasti akan membuat motivasi Anda bertambah kuat.
3. Bakat dan Kemampuan
Setelah Anda memahami karakter dan motivasi Anda, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah mencari tahu dan menggali potensi bakat dan kemampuan Anda. Pemahaman akan bakat dan kemampuan diri menjadi sangat penting karena pemahaman ini akan menjadi poin penting dalam pemilihan dan pelaksanaan bisnis Anda. Katakanlah Anda mempunyai bakat dan kemampuan memotret, maka sudah tentu ini akan menjadi modal yang sangat bagus umtuk membuka usaha studio foto misalnya.

Selain dapat menunjukkan kelebihan kita, pemahaman akan bakat dan kemampuan juga dapat menunjukkan kelemahan kita. Kelemahan disini bukan untuk disesali atau ditangisi, tetapi justru harus diatasi bagaimanapun caranya. Bisa saja dengan bekerjasama atau mempekerjakan orang yang mempunyai kelebihan di bidang yang merupakan Anda. dengan demikian dia bisa menutupi kelemahan Anda, dan Anda berdua bisa saling mengisi sehingga usaha Anda akan berjalan dengan baik. Misalkan Anda seorang yang sangat pandai dalam mempromosikan usaha, namun kurang ‘telaten’ dalam mengurusi keuangan, maka Anda bisa saja bekerjasama dengan seseorang yang piawai dalam mengurus keuangan. Anda berbagi tugas dengannya, dia mengurusi pembukuan perusahaan, dan Anda mempromosikan jasa perusahaan. Disini kelebihan tiap orang ditonjolkan sekaligus menutupi kelemahan pihak yang lain. Bagus bukan?
4. Pengalaman
Pengalaman adalah guru yang terbaik. Anda akan belajar banyak hal dari pengalaman Anda dan pengalaman orang lain. Demikian juga halnya dengan membuka usaha sendiri. Bukan berarti bahwa dalam membuka usaha harus berpengalaman terlebih dahulu. Namun apabila Anda mempunyai pengalaman terlebih dahulu di bidang yang akan Anda geluti, itu akan sangat membantu Anda. Pengalaman ini bisa didapat dari siapa saja dan dimana saja. Bisa merupakan pengalaman pribadi seperti bekerja di tempat lain, tapi bisa juga belajar dari pengalaman orang lain seperti melalui kursus dan training.

Sebagai seorang young entrepreneur ada banyak macam pengalaman yang bisa Anda jadikan bekal dalam membuka usaha sendiri, misalkan pengalaman kerja, pengalaman organisasi di kampus atau masyarakat, dan mungkin pengalaman Anda membuka usaha jika memang sudah pernah membuka usaha sebelumnya.

Menelaah pengalaman membuka usaha yang telah lalu juga bisa memberikan gambaran, apakah sebenarnya kita ‘berbakat’ untuk membuka usaha sendiri. Kalau sebelumnya Anda mungkin telah beberapa kali membuka usaha, dan semuanya gagal, maka seharusnya ini menjadi semacam ‘PR’ untuk dipikirkan apa penyebab utamanya. Apakah masalah bidang usahanya? Pengelolaannya? Atau malah-kembali ke awal pembicaraan, karakter Anda yang tidak pas? Silakan merenungkan lebih dalam lagi untuk mencari jawabannya.